Selasa, 27 Mei 2008

Hilang Rasa Malu

Dua hari lalu aku duduk di salah satu bengkel mobil di Pekanbaru. Sambil menunggu kendaraan yang diperbaiki kunikmati sebotol minuman dingin. Maklumlah, udara di Kota Pekanbaru cukup gerah.
Di meja yang sama, duduk dua pelanggan bengkel tersebut. Penampilan mereka santai, tapi dari cara bicara dan sikap menandakan kalau mereka adalah orang kaya, dan lebih tepat pejabat.
Karena tidak kenal, dan ingin mendegarkan pembicaraan keduanya aku berusaha tidak ramah dan terkesan acuh. Maklumlah, mereka asik bicara tentang seluk beluk kerja pemerintah yang maaf (jurus menipu dan berbohong) menghabiskan uang rakyat (APBD)yang mereka kerjakan. Nauzubillah hi minzalik.
Karena penampilanku seadanya, dan terkesan orang awam keduanya juga tidak merasa terganggu dan makin asik bercerita jurus-jurus memanfaatkan uang rakyat. Menariknya, sosok tinggi dan kelihatan lebih kaya dan tinggi pangkatnya terus mendiominasi bicara, dan sesekali ditimpal dengan pertanyaan rekannya.
''Istri saya sudah naik haji, kalau saya baru saja pulang umroh itupun dengan istri saya,'' katanya.
Dari pembicararaan tersebut dia menjelaskan bahwa istrinya naik haji melalui program tenaga medis yang ikut rombongan haji Indonesia. Kebetulan istrinya seorang tenaga medis. Hanya saja tak sedap telinga ini mendengarnya, istrinya bisa lolos karena dirinya merupakan petugas yang mengurus hal tersebut di Dinas Kesehatan.
''Waktu itu kan dibuka secara umum, boleh mendaftar di internet, atau di dinas kesehatan. Jadi sebelum orang mengurus saya langsung mengontak kawan di Jakarta supaya meloloskan istri saya, alhasil dapat,'' katanya tanpa malu kalau untuk ibadahpun harus pakai jalan tak benar.
Dari haji itu istrinya dapat honor Rp18 juta. ''Duit itu kami pakai untuk belanja saat umroh kemarin,'' katanya senyum sambil tertawa.
Waduh.... tak ada malu atau sudah hilang rasa malu? Haji apa namanya? he.... dunia makin tua bung... Untuk ibadahpun orang rela berbuat tak terpuji. Nauzubillahiminzalik.

Tidak ada komentar: