Ribuan rumah di Riau digenangi air. Tak terkecuali ribuan hektare lahan perkebunan juga terendam. Panen yang diharapkan bisa memberi sedikit bekal pelepas lapar tiga bulan kedepan tinggal asa tak tercipta.
Isak tangis bayi yang lapar karena sulitnya pangan ditambah sejuknya udara lantaran rumah mereka digenangi air menghiasi malam. Ya, suasana sedih bercampur duka.
Semua ini tak terlepas dari dosa pejabat, pengusaha yang meluluhlantakkan hutan Riau. Baik untuk keperluan usaha pabrik kertas, triplek, maupun pengembangan perkebunan sawit.
Hutan yang diciptakan Allah sebagai penahan air, kini tak ada lagi. Air yang turun dari langit meluncur deras tak tertahan lagi oleh akar pepohonan yang sudah sirna. Alhasil, air menggenangi daratan. Banjir..
Benar kata orang bijak. Masyarakat kecillah yang selalu menderita. Pejabat yang mengeluarkan izin, pengusaha yang mendapat untung diatas penderitaan masyarakat hidup dengan nyaman dan goyang kaki. Mereka tak merasakan sulitnya bepergian, mengangkat barang-barang yang digenangi air, pangan menipis, penyakit yang berdatangan, dan penderitaan lain.
Mudah-mudahan mereka pejabat dan pengusaha menerima padah seperti yang dirasakan masyarakat kecil, yang hidup susah ditambah bencana yang disebabkan tangan mereka yang ingin mendapatkan keuntungan sesaat.
Kamis, 27 Maret 2008
Dosa Pejabat dan Pengusaha di Riau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar